Sirih merah banyak ditemui di Indonesia sebagai tanaman obat-obatan. Hal ini dikarenakan sirih merah memiliki sifat antijamur yang merupakan komponen yang dibutuhkan untuk memperhambat bakteri patogen. Minyak atsiri pada daun sirih merah terdapat di dalam daunnya. Metode pengambilan minyak dalam daun sirih merah salah satunya dengan ekstraksi menggunakan metode Micowave Assisted Extraction (MAE). Pelarut yang digunakan biasanya mengunakan kloroform, eter, aseton, heksana, alkohol, dan etanol. Minyak sirih merah merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang didapat dari bagian tanaman sirih merah, yaitu pada daunnya. Sirih merah banyak ditemui di Indonesia sebagai tanaman obat-obatan. Hal ini dikarenakan sirih merah memiliki sifat antijamur yang merupakan komponen yang dibutuhkan untuk memperhambat bakteri patogen. Dalam daun sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni minyak atsiri, alkoloid, saponin, tanin dan flavonoid. Kandungan kimia lainnya yang terdapat di daun sirih merah adalah hidroksikavikol, kavikol, kavibetol, karvakrol, eugenol, p-simen, sineol, kariofilen, kadimen estragol, terpenena, dan fenil propanoid.
Sirih merah (Piper crocatum) merupakan salah satu tanaman obat potensial yang diketahui secara empiris memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, di samping juga memiliki nilai spritual yang tinggi. Sirih merah termasuk dalam satu elemen penting yang harus disediakan dalam setiap upacara adat, khususnya di Yogyakarta. Tanaman ini termasuk di dalam famili Piperaceaedengan penampakan daun yang berwarna merah keperakkan dan mengkilap saat kena cahaya. Pada tahun 1990-an sirih merah difungsikan sebagai tanaman hias oleh para hobis, karena penampilannya yang menarik. Permukaan daunnya merah keperakan dan mengkilap. Pada tahun-tahun terakhir ini ramai dibicarakan dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Dari beberapa pengalaman, diketahui sirih merah memiliki khasiat obat untuk beberapa penyakit.
Berdasar penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari secara kromatografi sirih merah mengandung flavonoid, alkaloid senyawa polifenolat, tanin dan minyak atsiri1. Senyawa-senyawa di atas di ketahui memiliki sifat antibakteri. Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein extraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri. Flavonoid merupakan senyawa fenol sementara senyawa fenol dapat bersifat koagulator protein. Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang diduga adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut. Tanin memiliki aktivitas antibakteri, secara garis besar mekanisme yang diperkirakan adalah sebagai berikut : toksisitas tanin dapat merusak membran sel bakteri, senyawa astringent tanin dapat menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan terhadap enzim atau subtrat mikroba dan pembentukan suatu kompleks ikatan tanin terhadap ion logam yang dapat menambah daya toksisitas tanin itu sendiri.
Nisa, G. K., Nugroho, W. A., & Hendrawan, Y. (2014). Ekstraksi daun sirih merah (Piper crocatum) dengan metode Microwave Assisted Extraction (MAE). Jurnal Bioproses Komoditas Tropis, 2(1), 72-78.
Nurmasitoh, T., & Bowo, E. T. MANFAAT SIRIH MERAH (Piper crocatum) SEBAGAI AGEN ANTI BAKTERIAL TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF.