Kunyit (Curcuma domestica Val.; turmeric) termasuk tumbuhan berbatang semu, basah yang dibentuk dari pelepah daun. ujung dan pangkalnya runcing, tangkainya panjang, tepinya rata,
bertulang menyirip, panjangnya 20 – 40 cm, lebar 8 – 12,5 cm, warna hijau pucat. Tanaman menghasilkan rimpang berwarna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan. Rimpang terdiri dari rimpang induk dan anak rimpang, rimpang induk berbentuk
bulat telur, disebut empu atau kunir lelaki. Anak rimpang letaknya lateral dan bentuknya seperti jari, panjang rimpang 2 – 10 cm, diameter 1 – 2 cm. Selain jenis dan varietas yang jelas, bahan tanaman berasal dari rimpang yang sehat dari tanaman yang sehat berumur 11 – 12 bulan, untuk benih daunnya harus sudah mengering (masuk periode senescens)Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 m, berbunga majemuk berwarna
Sebagai Obat Antipiretik Penyakit infeksi terus berkembang dewasa ini. Salah satu gejalanya adalah demam. Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditandai adanya kenaikan titik ambang regulasi panas hipotalamus. Demam dapat mengakibatkan komplikasi jika tidak ditangani, maka dari itu perlu penanganan yang baik untuk mengobati demam. Salah satu obat antipiretik yang sering digunakan yaitu parasetamol. Terapi parasetamol dapat menyebabkan efek samping pada saluran cerna dan sistem kardiovaskular. Sesuai dengan efek sampingnya dalam menurunkan temperatur tubuh, dapat dilakukan pengembangan potensi tanaman berkhasiat obat sebagai terapi obat antipiretik dengan efek samping lebih kecil.
Tanaman yang berpotensi sebagai antipiretik adalah kunyit. Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu tanaman herbal yang potensial sebagai terapi demam. Tanaman herbal ini bisa menjadi terapi alternatif untuk demam. Kunyit mengandung senyawa aktif yaitu curcumin. Senyawa tersebut telah banyak diteliti memiliki efek dapat menghambat protein Cyclooxygenase-2 (COX-2). COX-2 merupakan enzim yang dapat memediasi proses kenaikan suhu pada demam. Maka dari itu, curcumin yang terkandung di dalam kunyit memiliki efek antipiretik. Efek potensial tersebut yang bisa menjadi landasan untuk terapi demam.
Penelitian mengenai kunyit sudah banyak dilakukan untuk tujuan pengobatan salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kusuma Dewi bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak rimpang kunyit terhadap suhu tubuh tikus putih yang diberi vaksin DPT .
Penelitian Kusumaningrum tahun 2008, menyebutkan bahwa rimpang kunyit (curcuma domestica val) memiliki efek antipiretik pada kelinci putih jantan galur new zealand Maka dari itu perlu dikembangkan pengobatan alternatif untuk demam menggunakan rimpang kunyit. Kunyit merupakan tanaman tahunan yang tumbuhnya merumpun. Tanaman kunyit terdiri dari akar, rimpang, batang semu, pelepah daun, daun, tangkai bunga dan kuntum bunga. Rimpang kunyit tumbuh dari umbi utama dengan bentuknya yang bervariasi antara bulat-panjang, pendek dan tebal lurus ataupun melengkung. Batang tanaman kunyit relatif pendek dan membentuk tanaman semu dari pelepah daun yang saling menutupi. Kandungan zat kimia yang ada dalam rimpang kunyit adalah minyak atsiri, pati, serat dan abu. Rimpang kunyit kandungan kimianya akan lebih tinggi apabila berasal dari dataran rendah dibandingkan dengan rimpang kunyit yang berasal dari dataran tinggi. Komponen utama dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) bahwa kandungan kurkumin dari rimpang kunyit rata-rata 10,92% (Mohammad dkk, 2007). Ada banyak data dan literatur yang membuktikan bahwa rimpang kunyit berpotensi besar dalam aktifitas farmakologi yaitu sebagai anti inflamasi, anti imunodefisiensi, anti virus, anti bakteri, anti jamur, anti oksidan, anti karsinogenik, dan anti infeksi
Disarikan dari:
Azis, A. (2019). Kunyit (Curcuma domestica Val) Sebagai Obat Antipiretik. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 6(2), 116-120.
Rahardjo, M., & Rostiana, O. (2005). Budidaya tanaman kunyit. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika. Bogor.