Tanaman kumis kucing memiliki nama latin Orthosphon stamineus. Di beberapa daerah tanaman ini dikenal dengan beberapa nama lokal yaitu kutum, mamam, bunga laba-laba, remuk jung, remujung, kumis kucing, songot koceng.
Tanaman kumis kucing memiliki ketinggian 0,3-1,5 m dan memiliki batang 4-sudut. Daunnya sederhana, memiliki lebar 2-4 cm dan panjang 4-7 cm. Bunganya berwarna putih, biru atau ungu. Ketika bunga terbuka, benang sari dan putik meluas jauh melampaui kelopak, yang terlihat seperti “kumis kucing”. Tanaman kumis kucing banyak ditemukan di negara tropis seperti Asia dan Australia. Budidaya tanaman ini dapat dilakukan di dataran dengan ketinggian 500-1200 mdpl dengan curah hujan lebih dari 3000 mm/tahun. Kondisi tanah yang subur dan gembur dengan pH 5-7,7, mengandung banyak humus, memiliki aliran air yang baik dan terkena sinar matahari langsung merupakan habitat yang cocok untuk budidaya tanaman ini.
Tanaman kumis kucing mengandung senyawa-senyawa flavonoid polimetoksilasi, fenilpropanoid (turunan asam caffeic), dan terpenoid (terutama diterpen dan triterpen). Flavonoid yang paling menonjol, yang diisolasi dari ekstrak daun kumis kucing adalah sinensetin, eupatorin, 3′-hydroxy-5,6,7,4′-tetramethoxy flavones, 20–23 tetramethylcutellarein, 20 salvegenin, ladanein, vomifoliol, 7 , 3 ‘, 4’-tri-O-methylluteolin, dan scutellarein tetramethylether. Sinensitin merupakan senyawa golongan flavonoid yang menjadi senyawa fitokimia paling penting dan menjadi senyawa marker dari tanaman kumis kucing.
Daun kumis kucing di Indonesia telah digunakan untuk diuretik, mencegah dan mengobati rematik, diabetes mellitus, hipertensi, radang amandel, epilepsi, gangguan menstruasi, gonore, sifilis, batu ginjal, batu empedu, nefritis akut dan kronis, gout arthritis, dan antipiretik . Tanaman Kumis kucing adalah obat herbal yang banyak digunakan secara empiris dan dipercaya memiliki efek diuretic. Beberapa negara mempercayai dan menggunakan tanaman ini untuk mengobati berbagai penyakit seperti hipertensi, aterosklerosis, radang ginjal, deman, influenza, hepatitis, kencing manis, dan lain-lain.
Beberapa khasiat tanaman kumis yaitu: sebagai antioksidan karena memiliki aktivitas antoksidan yang tinggi dan mempunyai aktivitas hepatoprotektif karena dapat menurunkan kadar bilirubin pada tikus yang terkena jaundice. Ektrak daun kumis kucing juga berfungsi sebagai diuretik yang bermanfaat dalam pengobatan batu ginjal, pembilasan ginjal dan saluran kemih.
Dikutip dari:
Daun kumis kucing di Indonesia telah digunakan untuk diuretik, mencegah dan mengobati rematik, diabetes mellitus, hipertensi, radang amandel, epilepsi, gangguan menstruasi, gonore, sifilis, batu ginjal, batu empedu, nefritis akut dan kronis, gout arthritis, dan antipiretik . Tanaman Kumis kucing adalah obat herbal yang banyak digunakan secara empiris dan dipercaya memiliki efek diuretic. Beberapa negara mempercayai dan menggunakan tanaman ini untuk mengobati berbagai penyakit seperti hipertensi, aterosklerosis, radang ginjal, deman, influenza, hepatitis, kencing manis, dan lain-lain.
Beberapa khasiat tanaman kumis yaitu: sebagai antioksidan karena memiliki aktivitas antoksidan yang tinggi dan mempunyai aktivitas hepatoprotektif karena dapat menurunkan kadar bilirubin pada tikus yang terkena jaundice. Ektrak daun kumis kucing juga berfungsi sebagai diuretik yang bermanfaat dalam pengobatan batu ginjal, pembilasan ginjal dan saluran kemih.