Lengkuas atau laos (Alpinia galanga, L) termasuk dalam famili Zingiberaceae. Ada dua jenis lengkuas, yaitu lengkuas putih dan merah yang bisa digunakan sebagai bumbu penyedap dan obat. Rimpang lengkuas di beberapa daerah disebut dengan laja (Sunda) atau langkueh (Minang). Tanaman ini asli Asia Tenggara dan Indonesia, serta dibudidayakan di Malaysia, Laos, dan Thailand. Tanaman yang masa panennya dilakukan pada umur 7 tahun ini, membutuhkan cahaya matahari penuh untuk pertumbuhannya.
Lengkuas merupakan salah satu tanaman yang diketahui dapat digunakan sebagai antibakteri. Senyawa aktif antibakteriyang terkandung dalam lengkuas adalah fenol
yang terdapat dalam minyak atsiri. Dalamdunia kedokteran, senyawa fenol telah lama dikenal sebagai antiseptik dan dipercaya memiliki daya antibakteri. Rimpang lengkuas mengandung minyak atsiri berwarna kuning kehijauan, kurang lebih 1%. Minyak atsiri pada umumnya dibagi menjadi dua komponen, yaitu golongan hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi.
Morfologi Tanaman Lengkuas
Tanaman lengkuas memiliki batang semu yang tingginya dapat mencapai 2 meter dengan daun yang cukup rimbun dan panjang. Biasanya tumbuh dengan merumput dan juga sangat rapat, selain itu batang tumbuh dengan tegak yang tersusun dari beberapa pelepah-pelepah daun yang membentuk batang semu, berwarna hijau muda hingga tua. Batang muda ini akan keluar dengan bentuk tunas baru dari pangkal bawah hingga pangkal atas. Daun tanaman ini berwarna hijau bertangkai pendek yang tersusun dengan selang seling serta buah berbentuk bulat dan keras, selagi masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah kehitaman.
Kandungan Kimia Tanaman Lengkuas
Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang terdiri atas metil sinamat 48%, sineol 20-30%, eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, d-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu, rimpang juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain. Minyak atsiri berwarna kehijauan yang mengandung methyl cinamate 48%, cineol 2-30%, kamfer, d-pinen, galangin, dan eugenol (yang membuat pedas). Selain itu juga mengandung sesquiterpene, camphor, galangol, cadinine, hydrate hexahydro cadalene, dan kristal kuning.
Manfaat Tanaman Lengkuas
Lengkuas mengandung anti-inflamasi, meringankan peradangan pada perut atau bisul, mencegah mabuk laut dan mual, sebagai anti-oksidan, meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, meringankan diare. kudis, panu, dan menghilangkan bau mulut (Atjung, 1990). Salah satu tanaman yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri adalah tanaman lengkuas (Languas galangal (L.) Stuntz). Pada hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan, ditemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung golongan senyawa flavonoid, fenol, dan terpenoid memiliki khasiat sebagai antijamur dan antibakteri (Yurahmen, 2002). Fenol bekerja dengan cara denaturasi protein sel, merusak dinding sel bakteri. Dan dapat meracuni protoplasma bakteri sehingga menyebabkan pengumpulan protein.
Mekanisme koagulasi dan denaturasi protein protoplasma bakteri karena adanya ikatan antara fenol dan bakteri melalui proses adsobsi fenol oleh sel bakteri, adsorbsi ini melibatkan ikatan hydrogen, bila ikatan hydrogen rendah, maka kompleks antara protein sel bakteri dan fenol akan lemah dan akhirnya terurai sehingga menyebabkan penetrasi fenol ke sel bakteri dan menimbulkan presipitasi dan denaturasi sel bakteri, akhirnya bakteri akan lisis dan adanya kebocoran sel. Kerusakan dinding sel bakteri terjadi karena dinding sel yang tersususn atas polipeptidoglikan akan dirusak oleh fenol. Kerusakan ini menyebabkan tekanan osmotik dalam sel lebih tinggi dari pada diluar sel sehingga bakteri menjadi lisis.
Dikutip dari:
Florensia, S., Dewi, P., & Utami, N. R. (2012). Pengaruh Ekstrak Lengkuas pada Perendaman Ikan Bandeng terhadap Jumlah Bakteri Pengaruh Ekstrak Lengkuas pada Perendaman Ikan Bandeng terhadap Jumlah Bakteri. Life Science, 1(2).